Minggu, 31 Mei 2015

Tipe Konfigurasi Landasan Pacu (Runway)

Tipe Konfigurasi Landasan Pacu : (a) Landasan Pacu Tunggal, (b) Landasan Pacu Paralel, 
(c) Landasan Pacu Dua Jalur, (d) Landasan Pacu empat paralel (e) Landasan Pacu yang Berpotongan, (f) Landasan Pacu Berpotongan, (g) Landasan Pacu Berpotongan, (h) Landasan Pacu V-terbuka

Landasan Pacu Tunggal
Konfigurasi ini merupakan konfigurasi yang paling sederhana. Kapasitas landasan pacu jenis ini dalam kondisi VFR berkisar diantara 50 sampai 100 operasi per jam, sedangkan dalam kondisi IFR kapasitasnya berkurang menjadi 50 sampai 70 operasi, tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang dan alat-alat bantu navigasi yang tersedia.

Sabtu, 30 Mei 2015

Penambat Rel

Pengertian Penambat
Penambat rel merupakan suatu komponen yang menambatkan rel pada bantalan sedemikian sehingga kedudukan rel menjadi kokoh dan kuat. Kedudukan rel dapat bergeser diakibatkan oleh pergerakan dinamis roda kereta yang bergerak di atas rel. Pergerakan dinamis roda dapat mengakibatkan gaya lateral yang besar. Oleh karena itu, kekuatan penambat sangat diperlukan untuk dapat mengeliminasi gaya ini. Jenis penambat digolongkan berdasarkan karakteristik perkuatan yang dihasilkan dari sistem penambat yang digunakan. Berikut ini dijelaskan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penggunaan penambat, sejarah penggunaan penambat dan jenis-jenis penambat yang hingga saat ini masih digunakan di Indonesia dan beberapa negara lainnya.

Pertimbangan dalam Penggunaan Penambat
Faktor-Faktor Penggunaan Penambat
Penggunaan jenis penambat ditentukan oleh pertimbangan beberapa faktor-faktor yang dominan berikut ini:
  1. Pengalaman pemakaian, terkait dengan catatan teknis pemakaian.
  2. Besarnya gaya jepit (clamping force) yang dihasilkan oleh penambat.
  3. Besarnya nilai rangkak (creep resistance) yang dihasilkan oleh penambat.
  4. Kemudahan dalam perawatan penambat.

Terminal Bandara

Terminal pada bandar udara terdiri atas terminal keberangkatan (departure terminal) dan terminal kedatangan (arrival terminal) serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.
Terminal keberangkatan (departure terminal) adalah terminal yang mengatur proses keberangkatan penumpang mulai dari pemesanan tiket penerbangan (seatreservation), pelayanan barang-barang penumpang, dan pengiriman barang melalui jasa transportasi udara.
Terminal kedatangan (arrival terminal) adalah terminal yang mengatur proses kedatangan penumpang pesawat terbang menuju bagian pemeriksaan administratif bandar udara dan fasilitas keluar bandar udara (airport exitfacilities)
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan terminal pada bandar udara/lapangan terbang:
  1. Jumlah penumpang pengguna jasa transportasi udara. Hal ini berpengaruh pada kapasitas penerimaan dan pelayanan penumpang pada terminal bandar udara, seperti perkiraan kebutuhan ruangan pelayanan pada terminal bandar udara (ruang tunggu keberangkatan, front-counteruntuk pemesanan tiket, fasilitas pelayanan barang (baggage claim) dan koridor terminal.
  2. Processing, yaitu suatu fasilitas pada terminal bandar udara yang melayani pemesanan tiket, pengurusan barang-barang penumpang (baggage claim) dan pemeriksaan administratif dokumen kepabeanan (paspor, visa dsb)
  3. Flight interface, yaitu suatu fasilitas pada terminal bandar udara yang mengatur penumpang menuju ke pesawat terbang sesuai dengan tujuan penerbangan maupun untuk proses kedatangan penumpang. Fasilitas yang terdapat pada bagian ini adalah gate (pintu penghubung untuk penumpang menuju ke pesawat terbang yang dilengkapi dengan passengers nose).
Ada 2 macam konsep dalam perencanaan terminal pada bandar udara, yaitu:
Konsep Distribusi Horisontal (Single Level Terminal)
Merupakan konsep pelayanan pada terminal bandar udara dengan pengaturan dan pendistribusian kegiatan proses keberangkatan dan kedatangan penumpang melalui satu tingkat terminal
Konsep distribusi ini terdiri atas:

Jalan


Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
Jalan khusus adalah jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha. Perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.
Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol.
Penyelenggaraan jalan adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan.
Pengaturan jalan kegiatan perumusan kebijakan perencanaan, penyusunan perencanaan umum, dan penyusunan peraturan perundang-undangan jalan.

Kamis, 28 Mei 2015

Perencanaan Geometrik Runway

Sebelum merencanaan geometrik runway, kita harus tahu karakteristik pesawat rencana yang akan beroperasi di bandara tersebut. Dalam perencanaan geometrik runway kali ini yaitu menggunakan pesawat:

Boeing 737-900 ER


Karakteristik Pesawat 737-900 ER
  1. Kecepatan terbang : 420 knot (780 km/h)
  2. Mesin : 2 mesin turbofan, antara 64,4 kN sampai 117,3 kN per mesin, dan jenis mesinnya adalah CFM International CFM56-7
  3. Jangkauan jelajah : 3200 mil laut (5925 km)
  4. Panjang sayap : 34,3 m (dari ujung sayap kiri ke ujung sayap kanan)
  5. Panjang pesawat : 42,1 m
  6. Tinggi ekor : 12,5 m
  7. Berat saat take off : 85139 kg (maksimum)
  8. Berat saat landing : 71350 kg (maksimum)
  9. Kapasitas : 174 hingga 215 penumpang
  10. ARFL : 2256 m

Sabtu, 02 Mei 2015

Pelabuhan

Pengertian Pelabuhan
Menurut Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 2001 Pasal 1 ayat 1, tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas - batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Menurut Triatmodjo (1992) pelabuhan (port) merupakan suatu daerah perairan yang terlindung dari gelombang dan digunakan sebagai tempat berlabuhnya kapal maupun kendaraan air lainnya yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan penumpang, barang maupun hewan, reparasi, pengisian bahan bakar dan lain sebagainya yang dilengkapi dengan dermaga tempat menambatkan kapal, kran-kran untuk bongkar muat barang, gudang transito, serta tempat penyimpanan barang dalam waktu yang lebih lama, sementara menunggu penyaluran ke daerah tujuan atau pengapalan selanjutnya.
Selain itu, pelabuhan merupakan pintu gerbang serta pemelancar hubungan antar daerah, pulau bahkan benua maupun antar bangsa yang dapat memajukan daerah belakangnya atau juga dikenal dengan daerah pengaruh. Daerah belakang ini merupakan daerah yang mempunyai hubungan kepentingan ekonomi, sosial, maupun untuk kepentingan pertahanan yang dikenal dengan pangkalan militer angkatan laut.

Jumat, 01 Mei 2015

Runway Bandar Udara

Landasan pacu atau runway adalah jalur perkerasan yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk mendarat (landing) atau lepas landas (take off). Menurut Horonjeff (1994) sistem runway di suatu bandara terdiri dari perkerasan struktur, bahu landasan (shoulder), bantal hembusan (blast pad), dan daerah aman runway (runway and safety area). Panjang runway harus cukup untuk memenuhi persyaratan operasional dari pesawat terbang yang akan menggunakannya. Sedangkan untuk lebar suatu runway tidak boleh kurang dari yang telah ditentukan dengan menggunakan tabel dibawah ini:

Tabel Lebar runway minimum
Catatan:
Jika code number precision approach runway adalah 1 atau 2, maka lebar runway harus tidak kurang dari 30 m.
* Lebar runway dapat dikurangi menjadi 15 m atau 10 m tergantung pada larangan/restriksi yang diberlakukan pada operasional pesawat terbang kecil.
sumber : ICAO – Annex 14 Vol.1 Aerodrome Design and Operations, 2009

Karakteristik Pesawat Terbang

Sebelum merancang pengembangan sebuah lapangan terbang, dibutuhkan pengetahuan karakteristik pesawat terbang secara umum untuk merencanakan prasarananya. Karakteristik pesawat terbang antara lain:
Berat (Weight)
Berat pesawat diperlukan untuk merencanakan tebal perkerasan dan kekuatan landasan pacu.
Ukuran (Size)
Lebar dan panjang pesawat (Fuselag) mempengaruhi dimensi landasan pacu.
Kapasitas Penumpang
Kapasitas penumpang berpengaruh terhadap perhitungan perencanaan kapasitas landasan pacu.
Panjang Landasan Pacu
Berpengaruh terhadap luas tanah yang dibutuhkan suatu bandar udara. Anggapan bahwa makin besar pesawat terbang, makin panjang landasan tidak selalu benar. Bagi pesawat besar, yang sangat menentukan kebutuhan panjang landasan adalah jarak yang akan ditempuh sehingga menentukan berat lepas landas (Take Off Weight). Karakteristik dari beberapa pesawat terbang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: