Minggu, 31 Agustus 2014

Teknik Perbaikan Beton pada Struktur Jembatan

Terdapat tiga macam jenis beton yang berbeda yang dipakai untuk konstruksi  jembatan:
  1. Beton tak bertulang
  2.  Beton bertulang
  3. Beton pratekan
Elemen dengan bahan beton pratekan biasanya didapati pada bagian gelagar jembatan. Perbaikan pada pemeliharaan hanya dibatasi untuk bahan beton. Jadi untuk perbaikan bahan beton pratekan akan ditangani seperti penahanan bahan beton. Apabila bagian kabel prategang beton pratekan terlihat, laporkan segera pada pengawas jembatan yang bertanggung jawab dan segera lakukan pemeriksaan khusus untuk menentukan jenis kerusakannya.
Berdasarkan Panduan Pemeliharaan dan Rehabilirasi Jembatan Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum,  kerusakan beton mencakup masalah-masalah sebagai berikut:

Jumat, 29 Agustus 2014

Terowongan Bawah Laut Menghubungkan Amerika Eropa

Bagaimana jika jalan-jalan dibawah laut ditambah lagi melintasi dua benua besar diplanet bumi? hal ini sudah bukan menjadi sesuatu yang tidak mungkin karena sudah banyak konstruksi yang dapat menjadi fasilitas dalam melakukan aktifitas tersebut, Sebuah rencana untuk menghubungkan benua amerika dan eropa melalui terowongan bawah laut sangat mungkin untuk dilakukan. Mengingat sebelumnya juga sudah ada Euro Tunnel yang menghubungkan Inggris dan Eropa.
Tetapi Transatlantic Tunnel menggunakan konstruksi yang berbeda dengan Euro Tunnel. Euro Tunnel menggunakan terowongan yang menembus lapisan dasar laut (di bawah tanah di dasar laut), tetapi Transatlantic Tunnel menggunakan terowongan yang melayang di lautan dengan ribuan kabel penyangga yang ditanamkan di dasar laut.

Kamis, 28 Agustus 2014

Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Tiang pacang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat harus mempunyai sudut-sudut yang ditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) harus digunakan bilamana panjang tiang yang diperlukan melebihi dari biasanya.
Baja tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat pengangkatan, penyusunan dan pengangkutan tiang pancang maupun tegangan yang terjadi akibat pemncangan dan beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh kurang dari 40 mm dan bilamana tiang pancang terekspos terhadap air laut atau korosi lainnya, selimut beton tidak boleh kurang dari 75 mm.
Langkah pelaksanaan pondasi tiang pancang dapat dilihat pada Gambar 1.

Sabtu, 23 Agustus 2014

Teknik Sosrobahu untuk Pembangunan Jalan

Pada tahun 1980, Jakarta mengalami peningkatan jumlah kemacetan lalu lintas dan jalan layang menjadi satu-satunya solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satu perusahaan konstruksi yang beroperasi pada waktu itu adalah PT Hutama Karya, yang dikontrak untuk membangun jalan layang di atas jalan A. Yani, sebuah jalan yang arus lalu lintasnya sangat padat. Selama konstruksi jalan layang di atasnya, jalan A. Yani ini tidak boleh ditutup karena jika jalan ini ditutup, akan terjadi kemacetan yang luar biasa di Jakarta. Selain di atas jalan A. Yani, PT Hutama Karya juga dikontrak untuk membangun jalan layang di atas jalur penghubung Cawang-Tanjung Priok yang juga sangat padat arus lalu lintasnya.
Masalah yang dihadapi dalam kedua proyek tersebut sama, yaitu “bagaimana cara membangun jalan layang di atas jalan tanpa menutup akses ke jalan yang sudah ada di bawah jalan layang tersebut”. Saat itu, belum ada metode yang dapat digunakan untuk membangun jalan layang tanpa menutup akses jalan di bawahnya. Saat itu, hanya tersedia metode konstruksi menara konvensional yang hanya dapat dilakukan dengan menutup akses jalan raya. Kedua masalah inilah yang akhirnya melatarbelakangi lahirnya teknik konstruksi Sosrobahu, sebuah teknik konstruksi temuan insinyur Indonesia yang sangat populer di dunia.

Selasa, 19 Agustus 2014

Terowongan

Terowongan yang dibangun dibawah kawasan perkotaan yang padat sehingga dapat menghindari wilayah perkotaan yang ramai, dapat juga dibangun dibawah dasar sungai ataupun selat. Terowongan juga digunakan untuk membuat jalan pintas dikawasan pegunungan sehingga dapat mengurangi panjang jalan.

Konstruksi terowongan
Terowongan dibangun dengan menggali melalui berbagai jenis dan lapisan tanah dan bebatuan atau karang, metode konstruksi yang dipergunakan tergantung dari jenis dan keadaan tanah yang dilalui.

Metode galian terbuka
Ada dua pendekatan yang digunakan dalam pembangunan terowongan dengan metode galian terbuka yaitu:
  1. Cara pertama dilakukan dengan metode yang paling sederhana untuk membuat terowongan dangkal di mana area di atas lokasi yang akan dijadikan terowongan harus digali dan terowongan dibangun dengan atap/dinding di atasnya. Setelah konstruksi terowongan selesai, area ditutup kembali agar terlihat seperti sebelum digali.
  2. Cara kedua dengan cara membangun dinding tegak terowongan terlebih dahulu, kemudian lapisan tutup atas dilaksanakan setelah itu baru tanah yang berada dibawahnya digali dan terakhir landasan di cor untuk selanjutnya dirapikan.

Senin, 18 Agustus 2014

Jalan Layang

Jalan layang dibangun untuk mengatasi permasalahan lalu lintas namun tak mungkin diperlebar; menghindari beberapa persimpangan sekaligus; melewati kawasan kumuh/pasar ataupun melewati lembah, daerah rawa-rawa yang selalu terendam air dengan tanah dasar yang yang tidak kuat untuk dibangun jalan dengan cara konvensional.

Pro dan kontra jalan layang
Hal yang positif
Beberapa hal positif yang diperoleh dengan pembangunan jalan layang:
  1. Memecahkan permasalahan mobilitas dan aksesibiltas guna peningkatan kinerja lalu lintas, karena terjadi peningkatan kecepatan lalu lintas pada jalan layang karena biasanya jumlah akses jalan layang terbatas, sehingga konflik merging dan konflik diverging berkurang pada ramp masuk ataupun keluar.
  2. Kelancaran mengakibatkan penurunan emisi gas buang, karena kendaraan yang jalan pada kecepatan rendah akan lebih tinggi ketimbang berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi.

Kamis, 14 Agustus 2014

Alat Berat yang Digunakan pada Proyek Pelabuhan

Pada proyek di pelabuhan, diperlukan suatu alat berat seperti pada proyek lainnya yaitu:

Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton, meratakan jalan raya atau lapangan terbang.

Scrapper

Alat Penggali Tanah (Excavator) digunakan untuk menggali. Excavator ini bisa juga disebut dengan Backhoe. Biasanya kalau di dalam proyek alat ini digunakan untuk menggali tanah, mengeruk tanah ataupun mengeruk batu.

Alat Penggali Tanah (Excavator) 

Alat Berat yang Digunakan pada Proyek Jembatan

Alat yang digunakan untuk proyek jembatan antara lain adalah:

Alat pemancang tiang fondasi

Alat penggali

Alat Berat yang Digunakan pada Proyek Terowongan

Pada proyek terowongan, alat berat yang sering di gunakan adalah Tunnel boring machine (TBM) yaitu alat penggali terowongan. Karena bentuk mesin yang menyerupai silinder, permukaan terowongan yang
terbentuk jadi seperti lingkaran.

Tunnel Boring Machine: Mesin Penggali Terowongan (TBM) dapat digunakan pada batuan lunak hingga batuan keras yang dilengkapi dengan mata bor yang tersebar di permukaan kepala bor. Kepala bor yang berbentuk silinder ini kemudian berputar dan menggerus batuan.

Tunnel Boring Machine

Scraper adalah alat gali tanah yang mampu melakukan tiga tugas sekaligus : memuat, mengangkut, dan membongkar muatan. Bentuk scraper mirip dengan truk biasa. Yang membedakan, bak bawah scraper dapat diturunkan dengan ujungnya berbentuk seperti bilah. Saat scraper bergerak maju, bilah akan menggaruk tanah mirip cara kerja sekop. Tanah garukan ini langsung ditampung dalam bak.

Alat Berat yang Digunakan pada Proyek Gedung

Alat berat yang umum dipakai di dalam proyek gedung adalah:

Alat pemancang tiang fondasi (pile driving)

Crane untuk pemindahan vertical

Alat Berat yang Digunakan pada Proyek Jalan

Proyek jalan pada umumnya menggunakan alat-alat berat seperti berikut:
Alat gali: dozer, truck, grader

Dozer

Truck

Grader

Rabu, 13 Agustus 2014

Menara Pisa dan Penyebab Kemiringannya


Menara Pisa adalah sebuah menara lonceng milik cathedral (bell Tower of the Cathedral) dan merupakan salah satu dari 4 bangunan yang berada di area Medieval Piazza dei Miracoli. Menara ini berlokasi di belakang Cathedral dan merupakan bangunan tertua yang ketiga pada struktur bangunan Pisa's Cathedral Square (Piazza del Duomo) berurutan setelah Bangunan Cathedral dan the Baptistry.

Macam-Macam Pondasi Dangkal

Pondasi Pasangan Batu Kali Menerus
Pondasi ini digunakan oleh sebagian besar rumah satu lantai
(terutama rumah-rumah di perumahan) di Indonesia. Pondasi ini dipasang menerus sepanjang dinding
bangunan untuk mendukung dinding serta kolom-kolom berdekatan.


Selasa, 12 Agustus 2014

Jenis Alat Pemancang Tiang

Dalam proyek-proyek besar seperti gedung pencakar langit diperlukan struktur pondasi yang kuat untuk menyangga beban gedung serta isi di dalamnya. Tentu dalam hal ini tidak mungkin dipakai pondasi yang biasa saja. Untuk gedung tingkat tinggi diperlukan pondasi tiang yang bisa terbuat dari baja, beton ataupun kayu. Untuk memasang tiang pancang ini maka diperlukan alat berat yang khusus digunakan untuk menancapkan tiang ke dalam dasar tanah sampai mencapai batas yang direncanakan. Ada beberapa alat pemancang tiang yang umum digunakan alat-alat tersebut sebagai berikut:

Drop Hammer
Drop hammer adalah sebuah palu berat yang diletakkan pada ketinggian tertentu di atas tiang. Palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh mengenai tiang. Pada kepala tiang dipasang topi/cap (shock absorber) untuk menghindari tiang rusak akibat tumbukan hammer. Cap ini biasanya terbuat dari kayu.


Bentuk dan Dimensi Rel Di Indonesia

Bentuk dan Dimensi Rel
Suatu komponen rel terdiri dari 4 bagian utama (Gambar 2), yaitu :
1. Permukaan Rel untuk pergerakan kereta api atau disebut sebagai running surface (rail thread),
2. Kepala Rel (head),
3. Badan Rel (web),
4. Dasar Rel (base).


Gambar 1. Komposisi kimia dan bentuk rel dengan pengerasan di kepala

Gambar 2. Bagian pada komponen rel

Senin, 11 Agustus 2014

Komposisi Bahan Rel

Komposisi Bahan
Rel dipilih dan disusun dari beberapa komposisi bahan kimia sedemikian sehingga dapat tahan terhadap keausan akibat gesekan akibat roda dan korositas.  Dalam klasifikasi UIC dikenal 3 macam rel tahan aus (wear resistance rails – WR), yaitu rel WR-A, WR-B dan WR-C.  Komposisi/kadar kimia bahan karbon (C) dan Mn diberikan dalam Tabel 1.  Rel yang digunakan di Indonesia (PJKA) saat ini merupakan rel WR-A, dimana termasuk jenis baja dengan kadar yang tinggi (high steel carbon), sedangkan WR-B dan WR-C merupakan baja dengan kadar C yang sedang dan rendah.  Percobaan di laboratorium (Masutomo et al. 1982) menunjukkan bahwa rel dengan kadar karbon yang tinggi lebih tahan aus daripada baja berkadar karbon sedang. 


Tabel 1.  Kadar C dan Mn pada rel WR dan PJKA







Ketahanan aus rel WR-A hingga mencapai 2 – 4 kali lebih baik daripada rel biasa.  Keausan rel maksimum yang diijinkan oleh PD 10 tahun 1986 diukur dalam 2 arah yaitu pada sumbu vertikal (a) dan pada arah 45° dari sumbu vertikal (e).  Gambar 1 menunjukkan ukuran-ukuran keausan rel menurut PD 10 tahun 1986.  Nilai-nilai maksimum tersebut ditentukan berdasarkan:

Pola Distribusi Gaya pada Struktur Jalan Rel

Pola distribusi gaya vertikal beban kereta api dapat dijelaskan secara umum sebagai berikut :
  1. Beban dinamik diantara interaksi roda kereta api dan rel merupakan fungsi dari karakteristik jalur, kendaraan dan kereta, kondisi operasi dan lingkungan. Gaya yang dibebankan pada jalur oleh pergerakan kereta api merupakan kombinasi beban statik dan komponen dinamik yang diberikan kepada beban statik. Beban dinamik diterima oleh rel dimana terjadi tegangan kontak diantara kepala rel dan roda, oleh sebab itu, sangat berpengaruh dalam pemilihan mutu baja rel.
  2. Beban ini selanjutnya didistribusikan dari dasar rel ke bantalan dengan perantara pelat andas ataupun alas karet.
  3. Beban vertikal dari bantalan akan didistribusikan ke lapisan balas dan subbalas menjadi lebih kecil dan melebar. Pola distribusi beban yang melebar dan menghasilkan tekanan yang lebih kecil yang dapat diterima oleh lapisan tanah dasar.
Prinsip pola distribusi gaya pada struktur rel bertujuan untuk menghasilkan reduksi tekanan kontak yang terjadi diantara rel dan roda (± 6000 kg/cm2) menjadi tekanan yang sangat kecil pada tanah dasar (± 2 kg/cm2). Gambar di bawah ini menjelaskan pola distribusi beban pada struktur jalan rel.

Beban dan Gaya pada Rel

Pembebanan dan pergerakan kereta api di atas struktur jalan rel menimbulkan berbagai gaya pada rel. Gaya-gaya tersebut diantaranya gaya vertikal, gaya transversal (lateral) dan gaya longitudinal.

Gambar 1. Gaya yang Bekerja pada Rel

Secara umum, gaya-gaya yang bekerja pada rel dijelaskan dalam gambar 1. Perhitungan beban dan gaya ini perlu dipahami secara benar untuk dapat merencanakan dimensi, tipe dan disain rel, bantalan dan seterusnya pola distribusinya berfungsi untuk merencanakan tebal lapisan balas dan subbalas.

Hubungan dan Sambungan Kayu

Penyambungan pada pekerjaan kayu dapat dilakukan dengan cara:
  1. Sambungan menyudut. 
  2. Sambungan melebar.
  3. Sambungan memanjang.

Sambungan Menyudut
Sambungan takikan lurus

Sambungan pen dan lubang tertutup

Sambungan Kayu

Sambungan kayu adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan gaya-gaya yang akan bekerja pada batang kayu tersebut sesuai penggunaan konstruksi kayu tersebut.
Hubungan Kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang dihubung-hubungkan menjadi satu benda atau satu bagian konstruksi dalam satu bidang berdemensi dua maupun dalam satu ruang berdemensi tiga
Pada prinsipnya sambungan kayu dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
  1. Sambungan kayu ke arah memanjang.
  2. Sambungan kayu ke arah melebar.
  3. Sambungan kayu ke arah menyudut
Selain tiga macam sambungan kayu tersebut di atas, masih ada dua sambungan lain yaitu sambungan bersusun dan sambungan dengan pengunci.
Sambungan Kayu Memanjang adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua batang atau lebih balok kayu atau papan kayu untuk memenuhi panjang tertentu yang dibutuhkan

Minggu, 10 Agustus 2014

Perencanaan Perkerasan Kaku

Banyak metode yang digunakan pada perencanaan perkerasan kaku, antara lain Technical Note No.48 hal 1 – CCAA ; Metode PCA (Portland Cement Association-USA). Metode PCA ini banyak diacu oleh beberapa negara lain di luar Amerika.
Metode PCA memiliki beberapa kelebihan antara lain adalah tidak memerlukan assessment yang berkaitan dengan iklim seperti kondisi beku yang tidak ditemui di Indonesia, serta tidak memerlukan parameter serviceability sehingga relatif lebih mudah.

Gambar Posisi Sambungan Perkerasan Kaku

Komponen Konstruksi Perkerasan Kaku

Pada konstruksi perkerasan beton semen, sebagai konstruksi utama adalah berupa satu lapis beton semen mutu tinggi. Sedangkan lapis pondasi bawah (subbase berupa cement treated subbase maupun granular subbbase) berfungsi sebagai konstruksi pendukung atau pelengkap.

Gambar Skema Potongan Melintang Konstruksi Perkerasan Kaku

Adapun Komponen Konstruksi Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement) adalah sebagai berikut:

Kamis, 07 Agustus 2014

Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Pengertian, Jenis dan Sifat Perkerasan Kaku
Perkerasan kaku atau perkerasan beton semen adalah suatu konstruksi (perkerasan) dengan bahan baku agregat dan menggunakan semen sebagai bahan ikatnya.
Pada saat ini dikenal ada 5 jenis perkerasan beton semen yaitu:
  1. Perkerasan beton semen tanpa tulangan dengan sambungan (Jointed plain concrete pavement).
  2. Perkerasan beton semen bertulang dengan sambungan (Jointed reinforced concrete pavement).
  3. Perkerasan beton semen tanpa tulangan (Continuosly reinforced concrete pavement).
  4. Perkerasan beton semen prategang (Prestressed concrete pavement).
  5. Perkerasan beton semen bertulang fiber ( Fiber reinforced concrete pavement ).

Selasa, 05 Agustus 2014

Standart Detail Pekerjaan Konstruksi Beton (Kolom)

Detail Sengkang dan Pengekang Kolom
  • Alternatif detail sengkang kolom


  • Keterangan: sengkang kolom harus menggunakan sudut 135°
  • Alternatif tulangan pengekang kolom

Pondasi Batu Kali (Pondasi Pijler)

Dalam pelaksanaan pembuatan pondasi staal, terlebih dahulu harus dilakukan penggalian tanah sepanjang tembok sesuai gambar denah bangunan berupa parit-parit. Apabila letak kedalaman tanah baik/kuat
antara 0,80 – 2,00 m, penggalian parit-parit tidak mengalami kesukaran. Tetapi kalau letak kedalaman tanah baik sampai 2,50 – 3,00 m, maka penggalian parit tidak menguntungkan lagi. Oleh karena itu digunakan pondasi dengan konstruksi lain, yaitu yang disebut pondasi pijler. Bahan dari pondasi pijler dapat menggunakan:
  1. pasangan batu merah
  2. pasangan batu kali
  3. beton batu kali, yaitu pasangan batu kali dengan perekat/spesi dari beton.
Bentuk dari pondasi pijler berupa pyramida terpancung.

Bentuk Pondasi Pijler

Senin, 04 Agustus 2014

Pondasi Batu Kali (Pondasi Staal)

Pondasi staal dipergunakan di atas tanah kuat/baik yang letaknya tidak dalam. Pada umumnya dari permukaan tanah sedalam 50 cm, terdapat tanah yang disebut tahan humus, yaitu lapisan tanah yang mengandung campuran bekas cabang-cabang kayu kecil-kecil, sampah, dan sebagainya. Diatas tanah semacam ini tidak dapat diletakkan pondasi karena ada kemungkinan pondasi akan turun akibat menjadi padatnya tanah humus yang diakibatkan muatan diatas tanah tersebut. Penurunan pondasi yang merata tidak menimbulkan kesulitan, karena apabila konstruksi bangunan gedung diatas pondasi dapat turun secara merata pula. Tetapi apabila penurunan pondasi tidak dapat merata, maka kerusakan-kerusakan akibat penurunan ini tidak dapat dihindarkan. Kerusakan-kerusakan tersebut misalnya berupa:
  1. pecah/retaknya tembok-tembok.
  2. pintu/jendela tidak dapat dibuka.
  3. atap berubah bentuk.
  4. dan lain-lain kerusakan.
Oleh karena itu lapisan tanah humus harus digali dan dibuang ke tempat lain. Perletakan dasar pondasi staal ditetapkan lebih dalam dari lapisan tanah humus (30 - 50 cm atau, lebih dalam) agar diperoleh kepastian tanah yang cukup kuat dan memenuhi syarat. Sehingga kedalaman rata-rata dari pondasi staal berkisar antara 80 - 100 cm dari permukaan tanah.

Minggu, 03 Agustus 2014

Bahan-Bahan Perancah dan Acuan

Perancah dan acuan bisa dikonstruksi dari berbagai bahan kayu alami, kayu buatan, pelat basaj, aluminium, fiber glass, Poly Vinil Clorida (PVC)  atau kombinasi dari bah-bahan tersebut. Penggunaan baha-bahan perancah dan acuan lazimnya mengguikuti ketentuan yang ditulis dalam Bestek/RKS.
Gambar-gambar konstruksi Perancah dan acuan  tidak dicantumkan di dalam Dokumen Gambar Rencana/Gambar Konstruksi yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Dengan demikian Pelaksana Pekerjaan dituntut untuk membuat Gambar Kerja  (Shop Drawing) sendiri.  Namun demikian gambar tersebut harus diketahui/disetujui oleh Konsultas Pengawas.

Persyaratan Umum Konstruksi Perancah dan Acuan

Konstruksi perancah dan acuan harus memenuhi persyaratan teknlogis, ekonomis, dan pengelolaan sebagai berikut:
  1. Dikonstruksi secara benar dan kuat.
  2. Memiliki ketepatan  bentuk dan  ukuran sesuai gambar yang diminta.
  3. Memiliki kestabilan  konstruksi dan bentuk (tidak mudah berubah).
  4. Memenuhi persyaratan permukaan sesuai yang ditetapkan dalam spesifikasi/Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan.
  5. Rapat dan tidak bocor
  6. Mudah dipasang dan dibongkar
  7. Bahan-bahan yang digunakan sebagai acuan mudah didapat.

Keamanan Konstruksi Acuan

Acuan yang kokoh dan stabil akan  menjamin kemanan kerja baik bagi keamanan pekerja, peralatan, maupun konstruksi beton itu sendiri. Kegagalan dan kecelakaan konstruksi sering disebabkan oleh kesalahan pembuatan konstruksi acuan saat proses pengecoran atau kondisi beton masih basah.  Beberap kegagalan konstruksi akibat kesalahan pembuatan konstruksi acuan antara lain:  ukuran beton tidak akurat, permukaan kasar, cetakan melendut,  kedudukan konstruksi yang bergeser,  cetakan bocor, dan sebagainya.

Hubungan Antara Kualitas Beton dengan Acuan

Ukuran, bentuk, dan profil dan posisi (alignment) dari konstruksi beton plat, balok, kolom, dinding, pondasi, dan konstruksi beton lainnya ditentukan oleh ketepatan dan kualitas konstruksi acuan.  Beberapa syarat kualitas yang harus dipenuhi dalam membuat konstruksi acuaan yaitu:
Stabil/kokoh terhadap seluruh beban yang terjadi, dan tidak berubah bentuk selama proses pengerjaan konstruksi beton.
Memiliki ketepatan urkuran, bentuk profil, dan posisi sesuai gambar yang diinginkan.
Untuk memperoleh hasil yang bekualitas baik, acuan tidak boleh dibongkar sampai dengan beton cukup kuat menahan berat sendiri dan mempertahankan bentuk (profil) finishing dari kerusakan selam pelaksaan bangunan.

Sabtu, 02 Agustus 2014

Perancah dan Acuan

Perancah dan acuan beton atau cetakan beton sering disebut bekisting/begisting adalah  suatu konstruksi sementara yang berfungsi mencetak beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa atau posisi dan profil (alignment) yang dikehendaki. Acuan bukan hanya alat pembentuk, tetapi sekaligus berfungsi sebagai struktur sementara yang mendukung beban-beba berat sendiri, berat beton basah, beban hidup yang ada di atasnya seperti material, peralatan, tenaga kerja dan sebagainya. Dengan demikian konstruksi acuan harus dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi kualitas yang tinggi yaitu: ketepatan bentuk, kekuatan konstruksi (kokoh dan stabil), keamanan (tidak menimbulkan bahaya bagi pekerja dan struktur beton itu sendiri)  dan memiliki nilai ekonomis (efisien menghemat bahan, tenaga kerja, dan waktu) yang menguntungkan.