Minggu, 29 Juni 2014

Jembatan

Definisi Jembatan
Jembatan adalah bagian dari jalan yang merupakan bangunan layanan lalu lintas (untuk melewatkan lalu lintas), dan keberadaannya sangat diperlukan untuk menghubungkan ruas jalan yang terputus oleh suatu rintangan seperti sungai, lembah, gorong-gorong, saluran-saluran (air, pipa, kabel, dan lain-lain), jalan atau lalu lintas lainnya. Adapun fungsinya adalah sama dengan jalan yang melintasinya yakni merupakan prasarana penghubung atau meneruskan pergerakan lalu lintas barang dan jasa, secara langsung dan ekonomis sehingga akan menambah nilai efisiensi produksi barang dan jasa tersebut, di samping itu jalan dan jembatan mempunyai arti yang cukup penting dalam pertahanan dan keamanan untuk menjaga teritorial wilayah negara dan juga kesatuan bangsa serta keadilan sosial. Bangunan jalan dan jembatan (sebagai bangunan untuk layanan lalu lintas ) sangat vital keberadaannya karena keberadaannya sangat dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat, baik kelas bawah hingga atas, yang berekonomi lemah hingga konglomerat.
Jembatan sebagai salah satu prasarana penting untuk melewatkan kendaraan lalu lintas, memiliki peran yang sangat penting untuk melanjutkan program pembangunan ekonomi Indonesia dan menyebarkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. Namum demikian dalam pelayanannya kadang-kandang terganggu karena umur pelayanannya dan tidak sesuai dengan yang direncanakan. Umur pelayanan yang berkurang tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor:
  1. Desain jembatan yang dibangun tahun 80-an tidak dapat mengakomodasi perkembangan beban lalu lintas untuk tahun 2000-an sampai sekarang.
  2. Kondisi Pekerjaan pekerjaan yang jauh dari spesifikasi yang disyaratkan karena lemahnya pengawasan dan atau kondisi lapangan yang tidak memungkinkan.
  3. Adanya kelebihan beban yang terjadi akibat model-model kendaraan berat baru dengan konfigurasi sumbu dan bak pengangkut barang yang melebihi standar pembebanan jembatan yang ada atau tidak sesuai tekanan gandar kendaraan antara muatan (yang melebihi) dengan standar perhitungan yang telah ditentukan karena lemahnya pengawasan lalulintas angkutan dari pihak terkait.

Metode Pelaksanaan Jembatan Beton Bertulang Balok T (T-Beam)

Perencanaan Struktur Bawah
Struktur bawah berfungsi menerima/memikul beban-beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkannya ke pondasi. Beban-beban tersebut selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah.
Untuk mengetahui jenis pondasi yang akan digunakan harus diketahui terlebih dahulu mengenai keadaan, susunan dan sifat lapisan tanah serta daya dukungnya. Masalah-masalah teknik yang sering dijumpai oleh ahli-ahli teknik sipil adalah dalam menentukan daya dukung dan kemungkinan penurunan/settlement yang terjadi.

Penyelidikan Tanah
Metode penyelidikan tanah pada jembatan mencakup seluruh penyelidikan lokasi kegiatan berdasarkan klasifikasi jenis tanah yang didapat dari hasil tes dengan mengadakan peninjauan kembali terhadap semua data tanah dan material guna menentukan jenis tipe pondasi yang tepat dan sesuai tahapan kegiatannya, sebagai berikut:
  1. Mengadakan penyelidikan tanah dan material di lokasi Pekerjaan jembatan yang akan dibangun dengan menetapkan lokasi titik-titik bor yang diperlukan langsung di lapangan.
  2. Melakukan penyelidikan kondisi permukaan air (sub-surface) sehubungan dengan pondasi jembatan yang akan dibangun.
  3.  Menyelidiki lokasi sumber material yang ada di sekitar lokasi Pekerjaan, kemudian dituangkan dalam bentuk penggambaran peta termasuk sarana lain yang ada seperti jalan pendekat/oprit, bangunan pelengkap/pengaman dan lain sebagainya.
  4. Pekerjaan pengambilan contoh dengan pengeboran (umumnya terhadap undisturbed sampling) dimaksudkan untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut dilaboratorium untuk mendapatkan informasi yang lebih teliti tentang parameterparameter tanah dari pengetesan Index Properties (Besaran Indeks) dan Engineering Properties (Besaran Struktural Indeks).
  5. Penyelidikan tanah untuk desain jembatan yang umum dilaksanakan di lingkungan Bina Marga dengan bentang > 60 m digunakan bor mesin (alat bor yang digerakkan dengan mesin) di mana kapasitas kedalaman bor dapat mencapai 40 m disertai alat split spoon sampler untuk Standar Penetration Test ( SPT ) menurut AASHTO T 206 – 74. Sedangkan untuk bentang < 60m (relatif dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi) digunakan peralatan utama lapangan yang terdiri atas: (a) Alat sondir dengan

Cara Uji Berat Isi Beton Ringan Struktural

Sabtu, 28 Juni 2014

Rekayasa Lalu Lintas/Jembatan

Rekayasa Lalu Lintas/Jembatan
Didalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yang dimaksud dengan “jembatan” adalah jalan yang terletak di atas permukaan air dan/atau di atas permukaan tanah. Sedang menurut wikipedia, jembatan adalah sebuah struktur yang sengaja dibangun untuk menyeberangi jurang atau rintangan seperti air sungai, lembah, rel kereta api maupun jalan raya.
Ruang bebas bawah jembatan harus memenuhi ketentuan ruang bebas untuk lalu lintas dan angkutan yang melewatinya termasuk didalamnya lalu lintas di bawah jembatan antara lain berupa lalu lintas air dan lalu lintas rel.

Jenis jembatan : Berdasarkan struktur jembatan
Struktur jembatan tergantung kepada beberapa pertimbangan diantaranya panjang bentang, beban yang diangkut, besarnya arus lalu lintas yang melintasi jembatan, lalu lintas yang melalui ruang bebas jembatan, biaya pembangunan yang dimiliki untuk membangun jembatan.
Jenis jembatan menururut struktur adalah:

Jembatan kayu gelondongan


Jembatan kayu gelondongan adalah jembatan yang terjadi karena ada pohon yang tumbang dan secara

Minggu, 15 Juni 2014

Bangunan Bendung

Bangunan bendung merupakan bangunan utama yang dibangun di sungai untuk memenuhi kebutuhan air irigasi. Jenis bangunan yang dipilih harus disesuaikan dengan jumlah air yang ada di sungai tersebut, daerah yang akan diairi, jenis tanaman yang dikembangkan, dan sebagainya. Air yang diambil dari sungai harus dapat mengalir secara gravitasi dan harus bias mengurangi kandungan sediment yang berlebihan serta memungkinkan untuk mengukur air yang masuk jaringan irigasi. Mengingat tempat kedudukan lahan yang akan diairi, dan kondisi sungai yang ada maka dapat dibuat beberapa jenis bangunan utama, yaitu:

Bangunan Pengelak
Bangunan pengelak adalah bagian dari bangunan utama yang dibangun di dalam air.Bangunan ini diperlukan untuk memungkinkan dibelokkannya air sungai kejaringan irigasi, dengan jalan menaikkan muka air di sungai atau dengan memperlebar pengambilan di dasar sungai seperti pada tipe bendung saringanbawah (bottom rack weir). Bila bangunan tersebut juga akan dipakai untuk mengatur elevasi air disungai, maka ada dua tipe yang dapat digunakan, yakni:
Bendung Pelimpah
Bendung pelimpah adalah bangunan pelimpah melintang sungai yang memberikan tinggimuka air minimum kepada bangunan pengambilan untuk keperluan irigasi.Bendung merupakan penghalang selama terjadi banjir dan dapat menyebabkangenangan luas di daerah-daerah hulu bendung tersebut.

Bendung Pelimpah

Bendung Gerak (Barrage)
Bendung gerak adalah bangunan berpintu yang dibuka selama aliran besar; masalah yang ditimbulkannya